LAPORAN OBSERVASI
MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK
MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK
YUSAK DWI CAHYADI
OCTY DESWITA DEVIANTI
PUTRI MEYDI NAJIHATUN NISWA
EGISYA AVRILIANDADEWI
SISKA ARIESA
AHMAD NUR MUBAROK
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan rasa syukur atas limpahan rahmat dan
karunia ALLAH SWT. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,kami dapat manyelesaikan makalah yang berjudul
“Museum seni rupa dan keramik”.
Dalam proses pembuatan makalah
ini,kami telah banyak mendapat
dukungan, bimbimngan dan bantuan dari pihak yang berkaitan, sehingga kami akan menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya terhadap :
1. ALLAH SWT
2. Ibu Lilik
Musyarofah M.Pd.
3. Kedua orang tua
4. Saudara
5. Dan, seluruh sahabat yang
telah mendukung dalam penyusunan laporan ini.
kami menyadari
bahwa penulisan laporan observasi ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami akan dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Jakarta, 27 Juli 2019
PENDAHULUAN
Museum seni rupa dan
keramik terletak di jalan post kota no.2,kotamadya jakarta pusat provinsi DKI
Jakarta, Indonesia. Museum yang tepatnya berada di sebrang museum sejarah
Jakarta itu memajang keramik lokal dari berbagai daerah di tanah air, dari era
kerajaan majapahit abad ke-14 dan dari berbagai negara di dunia.
• jam Kunjungan:
Selasa-Minggu 09.00-15.00
Hari Senin dan hari besar tutup
Selasa-Minggu 09.00-15.00
Hari Senin dan hari besar tutup
• Tiket:
• Perorangan
Dewasa Rp 2.000,00
Mahasiswa Rp 1.000,00
Anak-anak/pelajar Rp 600,00
Dewasa Rp 2.000,00
Mahasiswa Rp 1.000,00
Anak-anak/pelajar Rp 600,00
• Rombongan (minimal 20 orang)
Dewasa Rp 1.500,00
Mahasiswa Rp 750,00
Anak-anak Rp 500,00
Dewasa Rp 1.500,00
Mahasiswa Rp 750,00
Anak-anak Rp 500,00
Sejarah Gedung Museum Seni Rupa dan
Keramik
Gedung
Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada tahun 1870. Gedung yang dibangun
pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia-Belanda untuk
Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen
Het Kasteel Batavia). Kemudian pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan
Indonesia, gedung ini dijadikan sebagai asrama militer. Pada 10 Januari 1972,
gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan
bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi. Lalu pada tahun 1973-1976,
gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat. Pada tanggal 20
Agustus 1976, gedung ini diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh
Presiden Soeharto. Dan di gedung ini pula terdapat Museum Keramik yang
diresmikan oleh Bapak Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta) pada tanggal 10 Juni
1977, kemudian pada tahun 1990 sampai sekarang menjadi Museum Seni Rupa dan
Keramik
upaGALERI LUKISAN
KOLEKSI
SENI RUPA
Museum ini memiliki 500-an karya seni rupa terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Diantara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul ‘Pengantin Revolusi’ karya Hendra Gunawan, ‘Bupati Cianjur’ karya Raden Saleh, ‘Ibu Menyusui’ karya Dullah, ‘Seiko’ karya S.Sudjojono, dan ‘Potret Diri’ karya Affandi.Patung yang berciccccrikan klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya I Wayan Tjokot dan keluarga besarnya. Totem dan patung kayu karya para seniman modern, antara lain G.Sidharta, Oesman Effendi, disusul karya-karya ciptaan seniman lulusan akademis, misalnya Popo Iskandar, Achmad Sadali, Srihadi S, Fajar Sidik, Kusnadi, Rusli, Nashar, Zaini, Amang Rahman, Suparto, Irsam, Mulyadi W, Abas Alibasyah, Amri Yahya, AS Budiman, Barli, Sudjana Kerton, dan banyak seniman dari berbagai daerah.
Museum ini memiliki 500-an karya seni rupa terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Diantara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul ‘Pengantin Revolusi’ karya Hendra Gunawan, ‘Bupati Cianjur’ karya Raden Saleh, ‘Ibu Menyusui’ karya Dullah, ‘Seiko’ karya S.Sudjojono, dan ‘Potret Diri’ karya Affandi.Patung yang berciccccrikan klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya I Wayan Tjokot dan keluarga besarnya. Totem dan patung kayu karya para seniman modern, antara lain G.Sidharta, Oesman Effendi, disusul karya-karya ciptaan seniman lulusan akademis, misalnya Popo Iskandar, Achmad Sadali, Srihadi S, Fajar Sidik, Kusnadi, Rusli, Nashar, Zaini, Amang Rahman, Suparto, Irsam, Mulyadi W, Abas Alibasyah, Amri Yahya, AS Budiman, Barli, Sudjana Kerton, dan banyak seniman dari berbagai daerah.
rBEBERAPA CONTOH KOLEKSI GALERI
LUKISAN
museum ini juga memiliki tangga untuk menuju kelantai dua dimana terdapat koleksi keramik
Koleksi Keramik di museum ini jumlahnya cukup banyak, terdiri dari keramik
lokal dan keramik asing. Keramik lokal berasal dari sentra industri daerah
antara lain Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Purwakarta,
Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok dan lain-lain.Museum ini juga memiliki keramik
dari Majapahit abad ke-14 yang menunjukkan ciri keistimewaan yang indah dan
bernilai sejarah yang mempunyai keragaman bentuk serta fungsi. Keramik asing
meliputi berbagai bentuk, ciri, karakteristik, fungsi dan gaya berasal dari
China, Jepang, Thailand, Eropa. Terbanyak dari China terutama pada masa Dinasti
MIng dan Ching.
Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik dengan luas
bangunan ±2430m² dan dibangun diatas tanah seluas + 8875 m². Museum ini
memiliki gaya arsitektur Eropa Empire. Ciri khas gaya arsitektur ini pada
umumnya bagian atas depan berbentuk segitiga yang menggambarkan Crown atau
Mahkota Raja, sedang bagian teras depan ditopang tiang pilar atau Doric
(doria). Tiang-tiang pilar seperti ini juga dijumpai pada bangunan dari jaman
Mesir Kuno sebagai simbol atau penggambaran dari pasukan tentara yang mendukung
kekuatan dan kokohnya kerajaan. Gedung museum Seni Rupa dan Keramik dirancang
oleh Jhr. W H.F.H. Raders. Berikut gaya arsitektur Eropa yang diaplikasikan
pada bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik.
Keterangan Gambar
Sayap Bangunan
Adanya sayap bangunan dan pintu masuk yang memberi
kesan simetris merupakan ciri-ciri arsitektur Rokoko
Atap segitiga / pediment Pediment merupakan lambang
mahkota raja
Pilar Raksasa / Doric Doric merupakan lambang kekuatan
dan kokohnya kerajaan
Jendela, Terdapat 2 ukuran jendela. Jendela besar
berukuran 2 x 3,6 m dan jendela kecil (berada di atas jendela besar) berukuran
2 x 1,2 m.
Pintu, Ukuran pintu 2×3 m. Pintu menggunakan ukuran
1:2 atau 1:3. Ukuran pintu besar diletakkan di pintu masuk sedangkan pintu yang
lebih kecil di letakkan di ruang-ruang yang lebih private.
Ornamen berupa susunan barisan papan tegak
(balustrade)
Fasade Bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta
Gambar 4.1. Museum Seni Rupa dan Keramik
Sumber: Dokumen Pribadi, 2015
Fasad adalah bagian depan atau muka suatu bangunan.
Karena fasad adalah bagian pertama yang dilihat seseorang dari suatu bangunan.
Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan bangunan bergaya Indishe Empire Stijl
dan menerapkan langgam Neo Klasik.
Elemen-elemen yang terdapat pada fasade bangunan
Museum Seni Rupa dan Keramik, yaitu :
a. Atap
Pediment merupakan bagian berbentuk segitiga pada muka
bangunan yang menopang atap.
b. Kolom
Kolom yang berasal dari material beton yang
diaplikasikan dengan cat berwarna putih. Jumlah kolom pada bangunan tersebut
sebanyak 14 buah dengan ketinggian masing-masing kolom 6 meter. Jenis kolom
yang digunakan bangunan tersebut yaitu kolom doric yang merupakan kolom yang
tidak memiliki hiasan pada capitalnya. Kolom doric mempunyai yang paling masif
/ berat, badan kolom langsung diletakkan di atas dasar (pediment), architrave
ada yang kosong ada yang berukir barisan segitiga, dan frieze juga didekorasi
dengan ukiran-ukiran.
c. Pintu
Pintu menggunakan material kayu yang diaplikasikan
dengan cat berwarna hijau tua dengan ketinggian pintu 2 x 3 meter.
d. Jendela
Jendela yang menggunakan material kayu yang
diaplikasikan dengan cat berwarna hijau tua sama dengan warna pintu. Ukuran
jendela yang besar yaitu 2 x 3,6 meter , sedangkan jendela yang kecil berukuran
2 x 1,2 meter.
e.
Ornamen
Terdapat ornamen pada pembatas kepala dan badan
bangunan yang disebut dengan balustrade. Balustrade merupakan susunan barisan
papan tegak. Pada bagian tengah memiliki ornamen sebanyak 15 buah, sedangkan
pada bagian kanan dan kiri bangunan memiliki masing-masing ornamen sebanyak 24 buah
Museum
Seni Rupa dan Keramik juga memiliki tempat pelatihan untuk membuat gerabah
(dibuka untuk pelajar dan umum), mulai dari teknik pinching (pijit),
cetak dan roda putar. Disedikan pula oven untuk pembakaran.
Museum Seni Rupa dan Keramik
merupakan tempat yang baik untuk dikunjungi di wilayah kota, apalagi jaraknya
sangat dekat dengan Museum Fatahillah. Ada banyak karya seni yang sangat bernilai selain
keramik yang juga disimpan di dalam museum itu.
Saran
Semoga banyak orang yg berminat
mengunjungi museum untuk melestarikan budaya kita. dan juga harus menjaga
kebersihan
Demikian hasil laporan observasi kami mengenai
Museum seni rupa dan keramik
Komentar
Posting Komentar